Saturday, March 1, 2014

KEUTAMAAN DZIKIR


Dzikir adalah ibadah yang sangat mudah namun memiliki faedah yang sangat besar bagi pelakunya. Allah SWT berfirman dalam surat Al ‘Ankabut 45 : “Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).”. Walaupun konteks ayat menunjuk kepada shalat karena shalat juga masuk dalam kategori dzikir, namun bisa juga digunakan untuk menjelaskan tentang keutamaan dzikir secara keseluruhan.

Dalam ayat yang lain Allah SWT menunjukkan faedah yang lebih besar bagi orang-orang yang mengingat Allah SWT dalam surat Al Baqarah 152 : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu”. Allah SWT juga memerintahkan kepada kita untuk mengingat-Nya agar tidak termasuk orang-orang yang lalai dalam firman-Nya surat Al A’raf 205 : “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. Demikian juga dalam surat Al Jumu’ah 10 : “ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.


Allah SWT telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar bagi orang-orang yang mengingat Allah SWT dalam firman-Nya surat Al Ahzab 35 : “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.

Oleh karena itulah, Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk banyak-banyak berdzikir dalam firman-Nya surat Al Ahzab 41 – 42 : “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. Ini semua diperintahkan oleh Allah SWT kepada kita agar kita semua mendapat rahmat dan nikmat-Nya yang sangat banyak.

Demikian juga halnya dengan Rasulullah SAW yang pernah menunjukkan keutamaan mengucapkan tasbih dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, dimana Beliau SAW bersabda :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: كلمتان خفيفتان على اللسان، ثقيلتان في الميزان، حبيبتان إلى الرحمن: سبحان الله وبحمده، سبحان الله العظيم

Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Ada dua kalimat yang ringan untuk diucapkan namun berat di timbangan, sangat dicintai oleh Ar Rahmaan, yaitu Subhaanallaah wabihamdih Subhaanallaahil Adhim!” (Muttafaq ‘alaih). Sabda Nabi SAW ini menunjukkan bahwa perbuatan ini sangat bernilai tinggi jika dibandingkan dengan lainnya. Mudah untuk diucapkan tetapi memiliki pahala yang sangat besar. Demikian juga halnya dengan dzikir-dzikir yang lain, yang memiliki keutamaan sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat.

Oleh karena itu, dalam riawayat Abu Hurairah RA yang lain, Rasulullah SAW pernah mengungkapkan kecintaan Beliau SAW terhadap dzikir.


عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لأن أقول: سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله، والله أكبر؛ أحب إلي مما طلعت عليه الشمس - رواه مسلم

Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh, aku mengucapkan Subahaanallaah wal Hamdulillaah wa Laa ilaaha illallaah Wallaahu akbar lebih aku cintai daripada terbitnya matahari” (Muslim). Tidak ada satu manusia-pun yang berharap matahari tidak terbit, semua manusia mengharapkan terbitnya matahari untuk mewujudkan cita-cita dan harapannya di siang hari. Bahkan tidak ada satupun makhluk Allah SWT di muka bumi ini kecuali semuanya pasti mengharapkan terbitnya matahari. Karena hal ini adalah awal setiap usaha makhluk Allah SWT mencari rizki yang telah ditebar-Nya di muka bumi. Tetapi walaupun demikian, kecintaan Rasulullah SAW terhadap terbitnya matahari tidak sebesar kecintaan Beliau SAW terhadap ucapkan dzikir diatas. Karena ucapan tersebut adalah besar dan lebih berat daripada penciptaan langit dan bumi, bahkan alam semesta beserta isinya.

Dzikir-dzikir seperti inilah yang harus diperbanyak oleh orang-orang yang beriman, karena hal ini lebih baik pahalanya di sisi Allah dan lebih baik untuk diharapkan. Allah SWT berfirman dalam surat Al Kahfi 46 :

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. Ibnu Katsir mengutip pendapat Ibnu Abbas melalui jalan ‘Atha bin Rabah dan Said bin Jubair, bahwa ia berkata : “Amalan-amalan yang kekal lagi saleh (al baaqiyaatus soolhaat) adalah ucapan subhaanallaah wal hamdulillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar”. Demikian juga jawaban Amirul Mukminin Ustman bin Affan RA ketika ditanya tentang “Amalan-amalan yang kekal lagi saleh (al baaqiyaatus soolhaat)” sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad, maka ia menjawab itu adalah ucapan laa ilaaha illallaah wasubhaanallaah wal hamdulillaah wallaahu akbar walaa haula walaa quwwata illa billaah. Said bin Al Musayyib berkata sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Malik : “akan tetapi ia (al baaqiyaatus soolhaat) adalah laa ilaaha illallaah wallaahu akbar wasubhaanallaah wal hamdulillaah walaa haula walaa quwwata illaa billaah”.

DZIKIR DIANTARA BENTUK SEDEKAH

Dzikir tidak saja merupakan amalan-amalan yang kekal lagi saleh, namun ia juga merupakan sedekah bagi orang-orang yang mengucapkannya. Ini adalah berita gembira bagi orang-orang fakir miskin yang ingin banyak bersedekah dalam kehidupan dunia namun terkendala dengan harta benda yang tidak mereka miliki.

عن أبي ذرٍ أن ناساً قالوا: يا رسول الله، ذهب أهل الدثور بالأجور، يصلون كما نصلي، ويصومون كما نصوم، ويتصدقون بفضول أموالهم قال: أو ليس قد جعل الله لكم ما تصدقون به: إن بكل تسبيحةٍ صدقةً، وكل تكبيرةٍ صدقةً، وكل تحميدةٍ صدقةً وكل تهليلةٍ صدقةً، وأمرٌ بالمعروف صدقةٌ، ونهيٌ عن المنكر صدقةٌ، وفي بضع أحدكم صدقةٌ، قالوا: يا رسول الله أيأتي أحدنا شهوته، ويكون له فيها أجرٌ ؟! قال: أرأيتم لو وضعها في حرامٍ أكان عليه وزرٌ ؟ فكذلك إذا وضعها في الحلال كان له أجرٌ. رواه مسلم

Abu Dzar RA menceritakan bahwa orang-orang berkata : “Wahai Rasulullah, orang-orang yang memiliki harta beromba-lomba dengan pahala, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, mereka juga bersedekah dengan kelebihan harta mereka!”, Rasulullah SAW bersabda : “Bukankah Allah telah menetapkan bagi kalian apa-apa yang bisa kalian sedekahkan : sesungguhnya disetiap tasbih (ucapan subhaanallaah) adalah sedekah, disetiap takbir (ucapakan allahuakbar) adalah sedekah, disetiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, disetiap tahlil (ucapan laa ilaaha illallaah) adalah sedekah, disetiap ajakan kepada yang baik dan larangan dari yang munkar adalah sedekah, dan disetiap kemaluan seseorang dari kalian adalah sedekah”. Para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah, apakah seseorang datang syahwatnya lantas ia mendapatkan pahala dari syahwatnya itu?”, Rasulullah SAW menjawab : “Apakah kalian berpendapat jika hal itu diletakkan di tempat yang haram, maka pelakunya mendapatkan dosa? Demikianlah jika ia ditelakkan di tempat yang halal, maka pelakunya mendapatkan pahala!” (Muslim).

Imam Nawawi menjelaskan hadis ini dalam Syarah beliau terhadap Imam Muslim yang menukil pendapat al Qadhi : bahwa penamaan shadaqah terhadap setiap dzikir ini karena ia memiliki pahala sebagaimana shadaqah memiliki pahala, bahwa ibadah-ibadah ini setara pahalanya dengan semua shadaqah. Menurut Imam Nawawi, ada juga yang berpendapat bahwa dzikir-dzikir ini adalah shadaqah itu sendiri.
Ibnu Utsaimin menjelaskan makna “Bukankah Allah telah menetapkan bagi kalian apa-apa yang bisa kalian sedekahkan”, beliau mengatakan : “Jika kalian tidak dapat bersedekah dengan harta, maka ada sedekah yang berbentuk amalan sholeh, yaitu : disetiap tasbih, takbir, tahmid, tahlil dan amar makruf nahi mungkar adalah sedekah. Adapun amar makruf dan nahi mungkar diantara bentuk sedekah yang paling utama…”

Demikian juga dalam hadis riwayat Abu Hurairah RA.

وعن أبي هريرة رضي الله عنه أن فقراء المهاجرين أتوا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالوا: ذهب أهل الدثور بالدرجات العلى، والنعيم المقيم: يصلون كما نصلي، ويصومون كما نصوم، ولهم فضلٌ من أموالٍ: يحجون، ويعتمرون، ويجاهدون، ويتصدقون. فقال: ألا أعلمكم شيئاً تدركون به من سبقكم، وتسبقون به من بعدكم، ولا يكون أحدٌ أفضل منكم إلا من صنع مثل ما صنعتم ؟ قالوا: بلى يا رسول الله، قال: تسبحون، وتحمدون. وتكبرون، خلف كل صلاةٍ ثلاثاً وثلاثين قال أبو صالح الراوي عن أبي هريرة، لما سئل عن كيفية ذكرهن، قال: يقول: سبحان الله، والحمد لله، والله أكبر، حتى يكون منهن كلهن ثلاثاً وثلاثين. متفقٌ عليه.


وزاد مسلمٌ في روايته: فرجع فقراء المهاجرين إلى رسول الله، صلى الله عليه وسلم، فقالوا: سمع إخواننا أهل الأموال بما فعلنا، ففعلوا مثله ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ذلك فضل الله يؤتيه من يشاء.

Abu Hurairah RA berkata : bahwa orang-orang fakir dari kalangan muhajirin mendatangi Rasulullah SAW dan berkata  : “Orang-orang yang memiliki harta berlomba-lomba menggapai derajat yang tinggi dan nikmat yang kekal, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, dan mereka memiliki kelebihan harta hingga mereka haji, umrah, jihad dan bersedekah”. Rasulullah SAW bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu untuk mengejar orang-orang yang telah mendahului kalian dalam beramal dan meninggalkan orang-orang yang ada di belakang kalian, dan tidak ada orang yang lebih baik dari kalian kecuali jika ia melakukan seperti yang kalian lakukan?”, para sahabat menjawab : “iya wahai Rasulullah!”, maka Rasulullah SAW bersabda : “Kalian ber-tasbih, ber-tahmid, ber-takbir setiap selesai shalat sebanyak 33 kali”.

Abu Sholeh yang meriwayatkan dari Abu Hurairah RA berkata : ketika Beliau SAW ditanya tentang bagaimana cara menyebutkannya, maka Beliau SAW bersabda : “Mengatakan subhaanallaah wal hamdulillaah wallaahu akbar, hingga setiap kalimat diucapkan sebanyak 33 kali”. (Muttafaq ‘alaih)
Imam Muslim menambahi dalam riwayatnya : maka orang-orang yang fakir dari kalangan muhajirin kembali menemui Rasulullah SAW dan berkata : “Saudara-saudara kami yang memiliki kelebihan harta telah mendengar perbuatan kami, sehingga merekapun berbuat seperti yang kami kerjakan!”. Rasulullah SAW bersabda : “Itulah karunia Allah yang Ia berikan kepada siapa yang Ia kehendaki”.

Kedua hadis diatas menjelaskan banyak hal kepada kita, diantaranya yang berhubungan dengan pembahasan ini adalah :

Para sahabat adalah golongan yang senantiasa berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Ketika mereka mendapati saudara mereka yang seiman berlomba-lomba dalam sedekah dan derma, maka mereka-pun mengadu kepada Rasulullah SAW agar ditunjukkan kepada suatu amalan yang dapat mengimbangi amalan saudara seiman mereka yang diberi kelapangan rizki. Sehingga Rasulullah SAW menunjukkan kepada mereka bahwa dengan dzikir seperti yang ditunjukkan oleh Beliau SAW mereka akan dapat mengejar amalan saudara mereka.
Rasulullah SAW menjelaskan banyaknya pintu-pintu ketaatan dan sedekah dalam sabda-Nya. Salah satunya adalah dari amalan-amalan yang ringan tetapi mengandung ganjaran dan pahala yang besar.
Ini adalah berita gembira bagi orang-orang fakir dan miskin. Mereka bisa mendapat banyak pahala sebagaimana saudara mereka yang seiman mendapat pahala dari sedekah mereka. Tidak ada alasan bagi orang-orang fakir dan miskin untuk kalah dari orang-orang kaya karena Allah SWT melalui Nabi-Nya SAW telah menunjukkan pintu-pintu kebaikan kepada mereka semua.

Dari petunjuk Nabi SAW ini, sudah sepatutnya setiap muslim secara keseluruhan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan yang sangat ringan ini, namun memiliki ganjaran dan pahala yang sangat besar. Hindaklah kita melakukannya dimanapun kita berada. Di jalan, tempat kerja, rumah, majelis-majelis ilmu, dll. Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW dalam hadis Abu Dzar Jundub bin Junadah RA dan Mu’adz bin Jabal RA, dimana Beliau SAW bersabda :
عن رسول الله، صلى الله عليه وسلم، قال: اتق الله حيثما كنت وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلقٍ حسنٍ - رواه الترمذي

“Bertakwalah dimanapun kalian berada dan ikutilah perbuatan buruk kalian dengan perbuatan baik, niscaya hal itu akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik” (Tirmidzi).

Syaikh Bin Baz berkata : “sepatutnya bagi setiap orang yang beriman mengisi waktu-waktunya dengan berdzikir di rumahnya, di jalan, di pasar, di masjid, dll. Hendaklah setiap mukmin senantiasa mengisi waktunya dengan dzikir lisan, karena Allah SWT telah mensyariatkannya dan memerintahkannya, demikian juga dengan Rasulullah SAW yang telah berwasiat dan menganjurkan akan hal ini. Karena dzikir adalah kebalikan dari lalai, dan orang-orang yang lalai adalah calon penghuni neraka”.

ANJURAN UNTUK BERDZIKIR

Ibnu Utsaimin memberikan nasehatnya kepada kita semua :
“Wahai hamba Allah! Ucapkanlah senantiasa dua kalimat ini (subhaanallaah wabihamdihi subhaanallaahil adhim), karena keduanya berat di timbangan dan sangat dicintai Allah SWT. Dua kalimat ini tidaklah sulit untuk diucapkan, maka sepatutnya setiap manusia mengucapkannya dan memperbanyaknya! Demikian juga dengan ucapan subhaanallaah wal hamdulillaah walaa ilaaha illallaah wallaahu akbar yang lebih baik daripada dunia dan isinya sebagaimana dalam hadis Abu Hurairah RA. Ucapan ini juga ringan!

Manusia saat ini banyak sekali yang melakukan perjalanan jauh dengan menaklukkan gurun-gurun, padang pasir dan tempat-tempat berbahaya hanya untuk mendapatkan sedikit keuntungan dunia, terkadang mereka beruntung dan terkadang juga mereka merugi. Akan tetapi jika dibandingkan dengan menucapkan kalimat-kalimat ini, mereka lemah karena syaitan telah menghalangi manusia untuk mengucapkannya, syaitan telah mengalahkan manusia…!

Yang penting adalah, kita membiasakan diri kita semua untuk mengingat Allah SWT! Hal ini tidaklah berat untuk diucapkan. Lisan kita tidaklah lelah untuk mengucapkannya! Ia mudah dengan pahala yang sangat besar!”

Semoga Allah SWT senantiasa menolong kita dalam membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat yang mulia ini, amien!

Sumber: Abdul Aziz Setiawan



-
~~~~~ info ~~~~ iklan ~~~~ makluman ~~~~ 

No comments: